Inspira Pictures. Dengan nama menyerupai itu, bisa ditebak rumah produksi satu ini bertujuan melahirkan film inspiratif. Bunda: Kisah Cinta 2 Kodi selaku karya komersil perdananya merupakan penyesuaian novel Cinta 2 Kodi buatan Asma Nadia, yang didasari dongeng kasatmata Kartika, seorang pengusaha baju muslim anak. Film ini bukan cuma ingin bicara soal kesuksesan bisnis, walau bagaimana Kartika bisa membuatkan perjuangan kecilnya jadi sebesar kini sejatinya sudah cukup mengagumkan. Tapi ini buah pikir Asma Nadia. Harus ada yang lebih dari sekedar menghasilkan uang.
Ibarat proses menciptakan lagu, Bunda: Kisah Cinta 2 Kodi menyertakan sebanyak mungkin instrumen demi hasil maksimal. Ketika semua alat beserta musisi telah terkumpul, sang komposer justru kebingungan menata porsi dan posisi masing-masing. Pun sang komposer meminta penggebuk drumnya memainkan pedal ganda walau lagunya bergenre pop. Proses sederhana alhasil berujung kerumitan tak perlu. Kartika (Acha Septriasa) tertegun mendapati suaminya, Fahrul (Ario Bayu) meminta izin menikah lagi untuk memenuhi harapan ibunya yang sakit parah. Apa perlunya konflik ini?
Fahrul bahkan meminta Kartika menggugurkan bayi kedua mereka. Lagi-lagi apa perlunya? Selain itu, ajakan ini berlawanan dengan penokohan Fahrul si ayah penyayang. Melompat ke pertengahan film, Fahrul tak sengaja menjatuhkan materi pesanan Kartika. Fahrul yakin materi itu jatuh ketika ia nyaris tertabrak mobil. Bila saya di posisi Fahrul, saya akan bergegas kembali ke lokasi, mencarinya. Alih-alih demikian, Fahrul cuma minta maaf, meratap, masuk ke dalam rumah. Tentu Kartika murka besar. Masalah yang takkan berkepanjangan kalau terjadi pada insan normal di dunia nyata.
Penokohan Kartika sebetulnya cukup menarik. Dia mengatur hidup kedua puterinya, angkuh, karam dalam pekerjaan dan lupa keluarga. Keputusan karakterisasi yang dalam konteks “film inspiratif” termasuk berisiko sehingga patut diapresiasi. Andai konflik dikerucutkan di potongan ini, ialah perihal orang renta yang membanting tulang demi para buah hati namun sempat melupakan tujuan tersebut, alurnya bakal lebih tertata. Sebab seiring problem bertambah, makin sulit mengidentifikasi arahnya. Soal pemberdayaan wanita? Kesetiaan cinta? Pengorbanan ibu bagi anak? Mana yang utama mana yang pendukung tampak kabur, tak saling mengikat, seolah berdiri sendiri-sendiri.
Penyutradaraan Ali Eunoia dan Bobby Prasetyo untungnya mempunyai sensitivitas. Lihat dikala Fahrul memohon semoga Kartika menerimanya lagi. Ali dan Bobby enggan meledakkan dramatisasi. Dibungkus cahaya temaram sinematografi Yadi Sugandi, dialognya diucapkan setengah berbisik pun tanpa musik. Kedua sutradara membangun keintiman sembari mengandalkan akting pemain. Acha dituntut meluapkan amarah sambil berteriak berulang kali dan sanggup membuatnya tidak repetitif. Selalu ada detail kecil untuk pembeda antar situasi. Bermodalkan charm-nya, Ario Bayo meyakinkan memerankan sosok ayah idola anak-anaknya, yang turut diperankan dengan baik oleh Arina Mindhisya dan Shaquilla Nugraha.
Apakah Bunda: Kisah Cinta 2 Kodi inspiratif? Sebagai ilham semu mungkin saja. Aspek bisnisnya penuh simplifikasi, berorientasi pada hasil ketimbang menelusuri pergulatannya lebih mendalam. Memang gres hingga situ makna “inspiratif” bagi sebagian masyarakat kita. Pokoknya kesuksesan sanggup diraih di tengah keterbatasan tanpa tertarik memahami cara menuju ke sana. Pokoknya permasalahan seberat apa pun sanggup terselesaikan. Entah benar-benar selesai atau cuma dijustifikasi sebagaimana film ini menuntaskan problematika tokoh-tokohnya. Baik Kartika maupun Fahrul menyulut masalah-masalah pelik, berbuat kekeliruan fatal, kemudian begitu saja dimaafkan dan terlupakan.
Komentar
Posting Komentar